skip to main | skip to sidebar
  • Beranda
  • Berita Terkini 2014
  • Olahraga

Penyakit dan obat yang sebabkan marah berlebihan

Berbagi Pengetahuan Itu Luar Biasa

Ads By Google

Home » Kesehatan » Penyakit dan obat yang sebabkan marah berlebihan

Penyakit dan obat yang sebabkan marah berlebihan

Kamis, 23 Januari 2014


darah tinggi
Jakarta - Marah adalah perasaan normal bagi tiap manusia. Namun, bila rasa itu muncul berlebihan, bisa jadi biang keladinya adalah kondisi tubuh yang tidak sehat. 

Menurut Dr. Helen Stokes-Lampard dari Royal College of General Practitioners, ada beberapa kondisi medis dan obat-obatan yang meningkatkan rasa marah.

Tiroid yang terlalu aktif. Kondisi ini lebih sering terjadi pada perempuan. Hyperthyroidism adalah kondisi saat hormon tiroid terlalu banyak diproduksi. Menurut ahli endokrinologi Dr. Neil Gittoes, hormon tiroid mempengaruhi semua yang berhubungan dengan metabolisme dan bisa meningkatkan rasa gugup serta sulit berkonsentrasi.

Kolesterol tinggi juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun, obat penurun kolesterol, statin, ternyata bisa membuat orang yang mengonsumsinya jadi mudah kehilangan kendali emosi. Menurut peneliti University of California, statin menurunkan jumlah serotonin yang berdampak meningkatnya rasa marah dan depresi.

Diabetes. Orang yang gula darahnya tidak memadai berpotensi jadi lebih pemarah. Gula darah yang tidak seimbang membuat zat-zat kimia di otak seperti serotonin menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan itu mengakibatkan kemarahan, kebingungan, bahkan serangan panik.

Depresi. Mood depresi dapat berujung pada marah dan gelisah, kata psikiater Paul Blenkiron.

Penyakit Alzheimer. Penyakit demensia yang mempengaruhi otak seperti kepribadian dan tingkah laku emosi itu dapat berujung pada meledaknya rasa marah.

Obat tidur seperti benzodiazepine bekerja dengan memperlambat beragam fungsi otak. Dengan berkurangnya fungsi otak, obat tidur dapat membuat orang yang kesal menjadi lebih marah.

PMS (premenstrual syndrome) juga membuat emosi kaum hawa meletup-letup karena hormon yang tidak stabil, seperti estrogen dan progesteron. Menurut American College of Obstetrocs and Gynecology, mood perempuan dapat berubah pada dua minggu terakhir siklus menstruasi dan dua minggu sebelum menstruasi, seperti dikutip dari laman Medical Daily.

(nan)



Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli

Sumber : antaranews.com
di 03.15

Diposting oleh Unknown

Label: Artikel Unik dan Menarik, Kesehatan

0 komentar


Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Cari di Blog Ini

Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Follow Me

Label

  • Artikel Unik dan Menarik (9)
  • Berita Terkini 2014 (6)
  • Kesehatan (9)
  • Olahraga (3)
  • Tips (1)

Ad By Google

 

Copyrighted by Berita Menarik dan Populer 2014.